Softskill Teori Organisasi
Umum 1
Disusun oleh:
( 2KA23)
1.
Abdul Hafizh ( 10113021 )
2.
Dini Ayu Citra Belia ( 12113569 )
3.
Fendi Aji Saputra ( 13113400 )
4.
Hisyam Hananto ( 14113140 )
5.
Ika Jatnika Fitriamanah (
14113235 )
6.
Nicki Fatima Novayanti (
16113412 )
7.
Wahyu Fahmi Azis ( 19113198 )
8.
Yudha Renaldi Pradityo (
19113536 )
Segala sesuatu memerlukan proses, termasuk proses untuk mencapai tujuan
pribadi maupun kelompok dalam organisasi. Dalam mencapai tujuan organisasi baik
pemimpin maupun anggota memiliki tanggung jawab masing-masing. Pemimpin dan
anggota berhubungan timbal balik dan kinerjanya akan saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan organisasi. Pengaruh adalah kegiatan yang secara langsung atau
tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang
lain atau kelompok.
Elemen proses mempengaruhi ada 3 yaitu
a. Orang yang mempengaruhi
b. Metode yang mempengaruhi
c. Orang yang dipegaruhi
Memang dalam organisasi tugas pemimpin adalah mempengaruhi anggota yang
dipimpinnya tersebut agar bertindak baik untuk mencapai visi dan misi dalam
organisasi. Tetapi perilaku anggota organisasi juga dapat mempengaruhi
kebijakan-kebijakan dari pemimpin. Proses saling mempengaruhi memiliki metode
yang diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti
menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu maupun kelompok
(berhubungan dengan kekerasan).
- Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi
kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi
positif maupun negatif.
- Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi
mempunyai keahlian dalam mempengaruhi individu maupun kelompok.
- Kharisma (daya tarik), pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan
tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma
tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian.
Pengaruh dapat terjadi antar perorangan artinya seseorang mempengaruhi
seseorang yang lainnya, kelompok dengan seseorang dan seseorang dengan
kelompok.
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh diantaranya dikemukakan oleh
Analisis French-Raven intinya adalah sebagai berikut:
Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh, dan pengaruh
berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang
dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap orang lain.
Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten
(terpendam) sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang
direalisasikan).
Pengambilan
keputusan adalah menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara
bersama – sama.
Keputusan
terdiri dari :
• Keputusan Strategis
Yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
• Keputusan Taktis
Keputusan yang diambil oleh manajement menengah.
• Keputusan Operasional
Keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan
diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan
maupun pemecahan masalah.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan
keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri
atas tiga langkah utama, yaitu:
• Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi
keputusan.
• Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai
rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
• Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell,
Proses pengambilan keputusan meliputi:
• Proses pencarian/penemuan tujuan
• Formulasi tujuan
• Pemilihan Alternatif
• Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya
adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING ada lima langkah dalam
proses pengambilan keputusan:
• Identifikasi dan Diagnosa masalah
• Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
• Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
• Pemilihan Alternatif terbaik
• Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri
dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan
terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat
diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan
keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu
:
1. Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin
otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa
keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini
cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan
berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi
untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering
digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak
percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan
pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih
bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota
kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
2. Pendapat Ahli (expert opinion)
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota
lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya
memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan.
Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang
anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak
diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah
masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat
mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang
yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan,
namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran
tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar
ahli adalah persoalan yang rumit.
3. Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih
sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode
authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih
dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, keputusan yang diambil
melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para
anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam
pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang
terlalu meluas.
Dengan
perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses
pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih
berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota
organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan.
Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa
pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan (consensus)
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua
anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode
pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari
seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang
diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan
tersebut.
Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan
dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn
ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah
dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode
ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman,
tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan
bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan
lainnya.
Metode yang
paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada
faktor-faktor:
• Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
• Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
• Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola
kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Dari metode di atas tersebut sangat
berpengaruh dalam pengambilan keputusan, yaitu :
• Kekuatan Mental
Kekuatan mental itu sama seperti prinsip, jadi dalam organisasi harus punya
prinsip.
• Sanksi
Sanksi sangat perlu dalam organisasi, agar tidak melakukan kesalahan yang sama
baik itu pemimpin maupun anggotanya.
• Keahlian
Pemimpin harus punya kekuatan mental dalam organisasi, jika tidak sama saja
seperti pemimpin yang tidak mempuanyi gelar.
• Kharisma
Semua pemimpin harus punya kharisma agar terus menjadi panutan bagi semua
orang. Maka dari itu kharisma merupakan citra baik yang di miliki seseorang
agar menjadi panutan semua orang.
Model-model Pengambilan keputusan
a. Model Perilaku Pengambilan keputusan
• Model Ekonomi
yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional,
yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau
untuk memperoleh keuntungan maksimum
• Model Manusia Administrasi
Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak
menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
• Model Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga
orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
• Model Manusia Organisasi
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan
penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
• Model Pengusaha Baru
Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
• Model Sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional
dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b. Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan,
yaitu:
• Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya
mengambil keputusan.
• Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiraldimana
satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju
tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan
seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a. Teknik Kreatif
• Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok
dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
• Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan,
dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan
kelompok
b. Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
• Teknik Modern
– Teknik Delphi
– Teknik Kelompok Nominal