Tugas Individu Teori Organisasi Umum 2
Disusun Oleh
:
1. Nicki
Fatima Novayanti (16113412)
KESALAHAN BERKOMUNIKASI
PADA RAPAT PEMUDA KARANG TARUNA
1. Contoh Kasus
Gagalnya Komunikasi Komunikasi merupakan hal
yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang
tidak bisa terlepas dari komunikasi. Komunikasi adalah pertukaran informasi
antara dua individu atau lebih yang bertujuan untuk memberi dan menerima
informasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan maupun
isyarat. Namun, seringkali komunikasi dapat mengakibatkan konflik antara
individu maupun kelompok yang bersangkutan. Sebagai contoh kesalahan
komunikasi dalam organisasi pemuda desa atau sering disebut organisasi Karang
Taruna.
Organisasi yang
beranggotakan pemuda ini, sering mengadakan rapat rutin untuk membahas
rencana-rencana maupun membahas suatu kegiatan yang dilakukan maupun yang akan
dilakukan. Rapat rutin yang biasa diadakan setiap bulan sekali, pastilah ada
komunikasi didalamnya saat rapat tiba. Pembahasan-pembahasan atau pendapat
dari seseorang tertentu harus benar-benar diperhatikan.
Tak sedikit
yang bisa kita jumpai, konflik-konflik yang menimpa anggota karang taruna
hanya diakibatkan dari komunikasi yang belum tertata dengan baik dan
kesalahpahaman dalam menerima informasi. Didalam rapat rutin karang taruna,
membahas juga beberapa masalah dalam lingkungan yang harus diselesaikan.
Seorang ketua
karang taruna akan menginformasikan masalah-masalah atau bahan pembahasan dalam
rapat itu dan membutuhkan tanggapan atau pendapat dari anggota. Tak
jarang komunikasi untuk berpendapat maupun menerima pendapat menimbulkan
masalah tersendiri dikalangan antar individu maupun dengan anggota-anggota yang
lainnya. Ada beberapa kata atau kalimat yang sering diucapkan namun terkesan
memaksa. Jadi anggota yang lainnya merasa ada sebuah keterpaksaan yang harus dilaksanakan.
Misalkan dalam bahasa jawa seseorang sering
berkata “pokok’e” atau “pokoknya”. Kata-kata itu kesannya memaksakan kehendak,
dan mengakibatkan anggota yang lain tidak enak untuk mendengarkan
pembicaraannya yang lain. Bila seseorang tidak bisa menerima pendapat
yang juga kurang bisa dikemas dengan baik itu, maka orang itu juga akan
merespon tanggapan itu dengan nada-nada yang tidak enak didengar.
Seringkali pembicaraan jadi sangat
memanas saat anggota lain menanggapinya dengan emosi. Namun, ketika hal itu
terjadi akan ada peringatan dari anggota yang lainnya yang mungkin bisa
diredakan. Ada juga seseorang yang karena emosinya terlalu tinggi dan
menciptakan komunikasi atau pembicaraan yang tidak pantas untuk diucapkan, ia
akan dibawa teman-temannya kuluar dari rapat. Bisa juga orang itu yang malah
langsung meninggalkan rapat dengan meninggalkan kata-katanya yang mengandung
emosi tinggi.
Konflik
komunikasi tersebut tidak hanya akan terjadi selama rapat, namun akan
berturut-turut bermasalah dengan lawan bicara dalam rapat tersebut. Entah
beberapa hari, minggu, maupun hitungan bulan. Mereka akan saling diam, tidak
melihat dan menganggap tidak ada seseorang yang berkonflik dengan orang itu
dengan memasang muka wajah yang sengit. Bila tidak ada pihak yang mengalah,
maka tidak ada perdamaian didalamnya. Itulah masalah akibat berkomunikasi yang
kurang efektif dan kesalahpahaman yang sering dialami oleh rapat rutin karang
taruna yang seharusnya bertujuan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
2.Analisa Kasus
Ada banyak
faktor yang melatarbelakangi kesalahan dalam berkomunikasi baik mengemukakan
pendapat maupun menerima pendapat. Beberapa analisa yang dapat diambil yaitu :
1. Perbedaan pendirian dan perasaan antar individu Setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terhadap suatu hal
dalam lingkungan dapat menimbulkan konflik sosial.
2. Perbedaan latar
belakang setiap individu Latar belakang setiap individu berbeda-beda. Ada yang
hidup dalam keluarga miskin maupun kaya. Ada yang hidup dalam keluarga
berpendidikan, dan lain sebagainya. Latar belakang itulah yang dapat
membawakan perasaan yang memicu konflik.
3. Perbedaan sifat dan watak Sifat dan watak memang bawaan dari kelahiran
seseorang dan berbeda-beda dengan individu yang lain. Itu tidak bisa diubah,
namun bisa disikapi dengan baik, agar tidak menimbulkan konflik.
4. Mengemukakan pendapat yang kurang bisa dikemas dengan komunikasi yang baik
Komunikasi yang kurang dikemas dengan baik dan belum tertata, dapat memicu
konflik yang bermula dari kesalahpahaman saja.
5. Kurangnya pengetahuan Kurangnya pengetahuan akan topik bahasan maupun
pengetahuan tentang berkomunikasi dengan baik, dapat menimbulkan salah paham
dan konflik bila tidak berhati-hati dengan apa yang diucapkan dan menangkap
informasi yang kurang jelas.
6. Menanggapi
tanggapan yang disertai emosi atau kontrol emosi yang kurang baik Kontrol emosi
sangat penting dalam musyawarah, apalagi dalam menghadapi banyak orang. Tidak
setiap orang mudah mengontrol emosinya. Suatu tanggapan yang disertai emosi
inilah yang dapat memicu banyak konflik.
3. Solusi Yang Dapat Diberikan
Banyak solusi yang bisa diberikan dari
kegagalan berkomunikasi dalam rapat atau musyawarah ini. Baik saat konflik
terjadi langsung bisa diselesaikan, maupun dengan tahapan-tahapan.
1. Menciptakan suasana kondusif dan santai dalam musyawarah. Tidak ada
ketegangan suasana dan sedikit menciptakan suasana lucu atau lelucon. Hal ini
akan membawa keyamanan disetiap anggotanya dan akan santai mengikuti musyawah
dengan baik.
2. Tidak memaksakan kehendak dikalangan individu. Mampu menghargai dan
menerima pendapat orang lain, yang kemudian akan dipertimbangkan
bersama-sama dalam musyawarah tersebut untuk mencapai hasil yang terbaik.
3. Memiliki sikap perhatian antar individu. Bisa mengerti perasaan orang lain,
misalkan “jika aku menjadi dia dan jika dia menjadi aku”. Saling menyadari
perbedaan perasaan satu
sama lain.
4. Mengerti sifat
dan watak orang lain, agar kita mampu menyikapinya dengan baik.
5. Mampu mengontrol emosi dengan baik. Sabar dalam menerima pendapat yang
mungkin kurang berkenan. Menanggapi dengan emosi tidak menyelesaikan masalah,
namun hanya akan menimbulkan masalah lagi.
6. Memperjelas dan
mempertegas suatu informasi yang mungkin kurang bisa dipahami oleh anggota yang
lainnya. Sedapat mungkin dijelaskan dengan baik, sabar, dan meyakinkan individu
yang lain.
7. Jika ada
konflik antar individu didalamnya dapat diselesaikan dengan pihak ketiga, atau
bantuan dari teman-teman anggota. Dapat mengadakan forum kembali untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada anggotanya.
8. Memotivasi orang lain dengan dorongan-dorongan yang akan menguatkan dia
saat menghadapi masalah dengan lawan bicara.
Sumber