Jumat, Maret 13, 2015

Contoh Kasus Kelompok 1 (Pengambilan keputusan dalam organisasi)



Tugas Individu Teori Organisasi Umum 2










Disusun Oleh :

1. Nicki Fatima Novayanti                                 (16113412)



 
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

 
Contoh pengambilan keputusan dalam organisasi :

DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi yang tidak mampu ini adalah hal yg berat. Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil keputusan apapun untuk menaikkan atau tidak

sumber

http://www.academia.edu/5570633/Contoh_Pengambilan_Keputusan_1

Tugas Individu Teori Organisasi Umum 2 week 2



Tugas Individu Teori Organisasi Umum 2










Disusun Oleh :

1. Nicki Fatima Novayanti                                 (16113412)



 
Bekerjasama dalam Team (Kelompok)

Contoh Team Work dalam kegiatan sehari-hari


Menurut saya contoh team work dalam kehidupan sehari-hari bisa berupa suatu organisasi didalam perkuliahan seperti BEM di UNIVERSITAS A, karena untuk mencapai misi dan visi bersama. Apabila dalam BEM tersebut tidak dilakukan dengan kerja sama maka misi dan visi tidak akan berjalan sesuai rencana.

Selain kegiatan BEM saya juga mengambil contoh  kerja sama tim atau Team Work  dalam pemasangan rel kereta api, berserta bantalan relnya, pemasangan rel kereta api berserta bantalan relnya harus mengunakan kerja sama tim atau Team Work karena  apabila hal tersebut dikerjakan sendirian atau secara individual maka yang akan terjadi adalah rel tersebut tidak akan terpasang dengan baik, letak rel akan kacau bahkan akan menimbulkan kesalahan dan banyak menimbulkan musibah. Bukan hanya itu pemasangan rel kereta api berserta bantalan relnya jika dikerjakan secara kerja sama tim atau Team work  yang diuntungkan adalah efisiensi waktu.

Kita tahu pada saat zaman penjajahan belanda dulu, kita sering mendengar kata  kerja rodi atau kerja paksa jaman Belanda, para pribumi disuruh berkerja sama untuk membuat kontruksi jalan dan rel kereta api contohnya Jalan Anyer hingga Panarukan dikerjakan dengan cara kerja tim atau Team Work, pada zaman penjajahan Jepang kita sering mengenal romusha  atau kerja paksa jaman Jepang. Dan hal itu dikerjakan secara Team Work dan bersama-sama untuk mempercepat pengerjaannya.

Pemasangan Rel kereta api berserta bantalan relnya itu dikerjakan dengan kerja sama tim atau Team Work, setiap tim memiliki anggota masing-masing dalam melaksanakan perkerjaannya , tim pertama bisa jadi bertugas sebagai penyediakan perlengkapan mulai dari bantalan rel dll. Tim kedua berusaha berkerja sama dalam hal meninggikan jalan atau rel tersebut dengan batu atau kerikil-kerikil, dan tim ketiga  berkerja sama  untuk  penyambung rel berserta bantalannya,dan ada pula tim teknisi yang bertugas untuk mengatur rel, mngatur jarak rel dan mengatur agar tak akan terjadi tabrakan pada kereta api yang satu dengan kereta api yang lainnya.

Maka dari itu sudah seharusnya setiap pembuatan rel kereta api dan pembuatan jalan raya harus dikerjakan dengan cara kerja sama tim atau Team Work, agar dapat mempermudah perkerjaan, dapat menghemat watu dan yang paling penting adalah setiap tim akan lebih memiliki tanggung jawabnya masing-masing dan setiap tim  tersebut sudah dianggap  tim ahli yang memiliki keahliaan masing-masing dibidangnya, sehingga akan mengurangi terjadinya kesalahan dalam proses pembuatan rel kereta api di Jakarta ini.

Contoh kasus Kelompok 6 (Komunikasi)



Tugas Individu Teori Organisasi Umum 2










Disusun Oleh :

1. Nicki Fatima Novayanti                                 (16113412)



 
KESALAHAN BERKOMUNIKASI PADA RAPAT PEMUDA KARANG TARUNA



1. Contoh Kasus

 Gagalnya Komunikasi Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak bisa terlepas dari komunikasi. Komunikasi adalah pertukaran informasi antara dua individu atau lebih yang bertujuan untuk memberi dan menerima informasi.

 Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan maupun isyarat. Namun, seringkali komunikasi dapat mengakibatkan konflik antara individu maupun kelompok yang  bersangkutan. Sebagai contoh kesalahan komunikasi dalam organisasi pemuda desa atau sering disebut organisasi Karang Taruna.

Organisasi yang beranggotakan pemuda ini, sering mengadakan rapat rutin untuk membahas rencana-rencana maupun membahas suatu kegiatan yang dilakukan maupun yang akan dilakukan. Rapat rutin yang biasa diadakan setiap bulan sekali, pastilah ada komunikasi didalamnya saat rapat tiba. Pembahasan-pembahasan atau  pendapat dari seseorang tertentu harus benar-benar diperhatikan.

Tak sedikit yang bisa kita  jumpai, konflik-konflik yang menimpa anggota karang taruna hanya diakibatkan dari komunikasi yang belum tertata dengan baik dan kesalahpahaman dalam menerima informasi. Didalam rapat rutin karang taruna, membahas juga beberapa masalah dalam lingkungan yang harus diselesaikan.

Seorang ketua karang taruna akan menginformasikan masalah-masalah atau bahan pembahasan dalam rapat itu dan membutuhkan tanggapan atau  pendapat dari anggota. Tak jarang komunikasi untuk berpendapat maupun menerima  pendapat menimbulkan masalah tersendiri dikalangan antar individu maupun dengan anggota-anggota yang lainnya. Ada beberapa kata atau kalimat yang sering diucapkan namun terkesan memaksa. Jadi anggota yang lainnya merasa ada sebuah keterpaksaan yang harus dilaksanakan.

 Misalkan dalam bahasa jawa seseorang sering berkata “pokok’e” atau “pokoknya”. Kata-kata itu kesannya memaksakan kehendak, dan mengakibatkan anggota yang lain tidak enak untuk mendengarkan pembicaraannya yang lain. Bila seseorang tidak  bisa menerima pendapat yang juga kurang bisa dikemas dengan baik itu, maka orang itu juga akan merespon tanggapan itu dengan nada-nada yang tidak enak didengar.

 Seringkali  pembicaraan jadi sangat memanas saat anggota lain menanggapinya dengan emosi. Namun, ketika hal itu terjadi akan ada peringatan dari anggota yang lainnya yang mungkin bisa diredakan. Ada juga seseorang yang karena emosinya terlalu tinggi dan menciptakan komunikasi atau pembicaraan yang tidak pantas untuk diucapkan, ia akan dibawa teman-temannya kuluar dari rapat. Bisa juga orang itu yang malah langsung meninggalkan rapat dengan meninggalkan kata-katanya yang mengandung emosi tinggi.
 
Konflik komunikasi tersebut tidak hanya akan terjadi selama rapat, namun akan  berturut-turut bermasalah dengan lawan bicara dalam rapat tersebut. Entah beberapa hari, minggu, maupun hitungan bulan. Mereka akan saling diam, tidak melihat dan menganggap tidak ada seseorang yang berkonflik dengan orang itu dengan memasang muka wajah yang sengit. Bila tidak ada pihak yang mengalah, maka tidak ada perdamaian didalamnya. Itulah masalah akibat berkomunikasi yang kurang efektif dan kesalahpahaman yang sering dialami oleh rapat rutin karang taruna yang seharusnya bertujuan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.





 2.Analisa Kasus

 Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kesalahan dalam berkomunikasi baik mengemukakan pendapat maupun menerima pendapat. Beberapa analisa yang dapat diambil yaitu :

1. Perbedaan pendirian dan perasaan antar individu Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terhadap suatu hal dalam lingkungan dapat menimbulkan konflik sosial.

 2. Perbedaan latar belakang setiap individu Latar belakang setiap individu berbeda-beda. Ada yang hidup dalam keluarga miskin maupun kaya. Ada yang hidup dalam keluarga berpendidikan, dan lain sebagainya. Latar  belakang itulah yang dapat membawakan perasaan yang memicu konflik.

3. Perbedaan sifat dan watak Sifat dan watak memang bawaan dari kelahiran seseorang dan berbeda-beda dengan individu yang lain. Itu tidak bisa diubah, namun bisa disikapi dengan baik, agar tidak menimbulkan konflik.

4. Mengemukakan pendapat yang kurang bisa dikemas dengan komunikasi yang baik Komunikasi yang kurang dikemas dengan baik dan belum tertata, dapat memicu konflik yang bermula dari kesalahpahaman saja.

5. Kurangnya pengetahuan Kurangnya pengetahuan akan topik bahasan maupun pengetahuan tentang berkomunikasi dengan baik, dapat menimbulkan salah paham dan konflik bila tidak berhati-hati dengan apa yang diucapkan dan menangkap informasi yang kurang jelas.

 6. Menanggapi tanggapan yang disertai emosi atau kontrol emosi yang kurang baik Kontrol emosi sangat penting dalam musyawarah, apalagi dalam menghadapi banyak orang. Tidak setiap orang mudah mengontrol emosinya. Suatu tanggapan yang disertai emosi inilah yang dapat memicu banyak konflik.


 3. Solusi Yang Dapat Diberikan


 Banyak solusi yang bisa diberikan dari kegagalan berkomunikasi dalam rapat atau musyawarah ini. Baik saat konflik terjadi langsung bisa diselesaikan, maupun dengan tahapan-tahapan.

1. Menciptakan suasana kondusif dan santai dalam musyawarah. Tidak ada ketegangan suasana dan sedikit menciptakan suasana lucu atau lelucon. Hal ini akan membawa keyamanan disetiap anggotanya dan akan santai mengikuti musyawah dengan baik.
 
2. Tidak memaksakan kehendak dikalangan individu. Mampu menghargai dan menerima  pendapat orang lain, yang kemudian akan dipertimbangkan bersama-sama dalam musyawarah tersebut untuk mencapai hasil yang terbaik.

3. Memiliki sikap perhatian antar individu. Bisa mengerti perasaan orang lain, misalkan “jika aku menjadi dia dan jika dia menjadi aku”. Saling menyadari perbedaan perasaan satu
sama lain.

 4. Mengerti sifat dan watak orang lain, agar kita mampu menyikapinya dengan baik.

5. Mampu mengontrol emosi dengan baik. Sabar dalam menerima pendapat yang mungkin kurang berkenan. Menanggapi dengan emosi tidak menyelesaikan masalah, namun hanya akan menimbulkan masalah lagi.

 6. Memperjelas dan mempertegas suatu informasi yang mungkin kurang bisa dipahami oleh anggota yang lainnya. Sedapat mungkin dijelaskan dengan baik, sabar, dan meyakinkan individu yang lain.

 7. Jika ada konflik antar individu didalamnya dapat diselesaikan dengan pihak ketiga, atau  bantuan dari teman-teman anggota. Dapat mengadakan forum kembali untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada anggotanya.

8. Memotivasi orang lain dengan dorongan-dorongan yang akan menguatkan dia saat menghadapi masalah dengan lawan bicara.

Sumber